Langsung ke konten utama

PERPUSTAKAAN, PUSTAKAWAN DAN MINAT BACA MILLENIAL

 Latar Belakang

Perkembangan teknologi memberikan  dampak yang sangat besar dalam dunia literasi informasi. Menurut survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) diketahui bahwa ada sekitar 171,17 juta orang Indonesia yang telah menggunakan internet, dari total populasi sebanyak 264,12 juta orang. Itu berarti sebesar 64,8% orang Indonesia telah mengakses internet. Ada sekitar 50% lebih dari pengguna internet Indonesia yang berasal dari generasi millennial (APJII, 2018). Data tersebut memperlihatkan pengguna yang paling banyak berselancar di internet didominasi oleh generasi millennial, yang lahir sekitar tahun 1980 sampai 2000, yaitu mereka yang berusia 17 sampai dengan 36 tahun, dan saat ini berperan sebagai mahasiswa, early jobber, dan orang tua muda.  
Rendahnya minat membaca di kalangan generasi muda pada era millennial sudah menjadi sangat memprihatikan. Hasil studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama University of Berkley tahun 2011 di Amerika Serikat tentang generasi milenial USA mengungkapkan bahwa minat membaca secara konvensional kini sudah menurun karena Millennial lebih memilih membaca lewat smartphone (Kemen PP dan PA, 2018). Sementara itu, penelitian yang dilakukan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2011 memperlihatkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001 %, dengan kata lain dari 1000 orang,  hanya 1 orang saja yang memiliki budaya baca (Ismiati, 2018). Berdasarkan data yang telah diuraikan sebelumnya dapat diketahui bahwa masyarakat Indonesia, khususnya generasi millennial hampir tidak lagi membaca buku namun lebih memilih memegang gadgetnya.
Lebih lanjut, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh akhir tahun 2018 melakukan penelitian tentang minat baca di kalangan siswa SMA, ulama, dan tenaga professional. Dari  hasil riset yang lingkupnya se-Aceh dan respondennya 300 orang tersebut terungkap bahwa ada sebesar 11% responden yang hanya satu kali datang ke perpustakaan dalam jangka waktu satu bulan. Sebagian besar (89%) responden datang ke perpustakaan justru karena ingin istirahat atau diajak teman, bukan untuk membaca. Hanya 5% diantara responden yang sering meminjam buku. Dari penelitian ini juga diperolah data bahwa hanya 3% responden yang datang ke perpustakaan untuk membaca. (Surat Kabar Serambi, 2019). Fakta ini tentu sangat jauh dari harapan Pemerintah Aceh untuk mewujudkan program nomor sembilan dari 15 program Aceh Hebat, yakni Aceh Carong (Aceh Pintar), hal ini menjadi Pekerjaan Rumah besar bagi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh maupun kabupaten/kota, mengingat pengembangan minat baca adalah bagian dari pelayanan perpustakaan di Aceh.
Fenomena rendahnya ketertarikan para millennial terhadap membaca sudah masuk pada taraf sangat memperihatinkan, generasi yang seharusnya membuka pintu dalam menyambut era baru justru terbuai oleh canggihnya teknologi sehingga mereka lebih sering mengakses media sosial daripada membaca buku maupun jurnal-jurnal yang lebih bermanfaat untuk meningkatkan wawasannya. Hal ini menuntut diperlukan upaya berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat untuk meningkatkan minat baca. Sebagaimana yang telah diamanatkan oleh undang-undang nomor  43 tahun 2007, dalam pasal 50 dikatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi serta mendorong pembudayaan kegemaran membaca sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 48 ayat 2 sampai dengan ayat 4, yaitu dengan menyediakan bahan bacaan bermutu, murah, dan terjangkau serta menyediakan sarana dan prasarana perpustakaan yang mudah diakses. Kemudian pada pasal 51 juga ditegaskan mengenai kewajiban perpustakaan untuk mendukung dan memasyarakatkan gerakan nasional gemar membaca melalui penyediaan karya tulis, karya cetak, dan karya rekam.
Terkait upaya peningkatan minat baca generasi millennial, pemerintah memiliki kewajiban untuk menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan, sesuai dengan yang tercantum dalam undang-undang perpustakaan yaitu pada pasal 7 ayat 1. Promosi merupakan salah satu usaha yang dilakukan perpustakaan dalam rangka memperkenalkan dan menarik perhatikan masyarakat memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Selain itu, dengan melakukan promosi, perpustakaan dapat memperbaiki image perpustakaan di mata pemustaka.

Strategi Promosi Perpustaka
 Strategi menurut Quinn dalam Wahdaniah (2016), adalah suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama. Kebijakan-kebijakan dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Lebih lanjut, Handari dalam Rauf (2016), mengemukakan bahwa strategi dalam sebuah manajemen organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah pada tujuan organisasi. 
Promosi perpustakaan merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan di dalam sebuah perpustakaan. Setidaknya ada lima tujuan dari promosi perpustakaan, yaitu : (1) mempromosikan penggunaan bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan dan menciptakan kesadaran di antara para pemustaka; (2) mengoptimalkan penggunaan informasi dalam sumber daya dan tenaga yang terbatas; (3) memasarkan layanan dan menghasilkan dana untuk perpustakaan; (4) meningkatkan citra perpustakaan; (5) karena ledakan informasi, pembaca memerlukan informasi yang tepat dan benar untuk penelitian dan studi mereka (S.K. Patil, 2014). Adapun untuk efektifitas informasi yang disampaikan kepada pemustaka perlu kiat atau cara dalam hal pengenalan atau promosi perpustakaan, yaitu (1) Ceramah perpustakaan; (2) Pameran perpustakaan; (3) Display; (4) Pemutaran film; (5) Papan reklame; (6) Daftar tambahan buku; (7) Iklan (Basuki, 1993).
Promosi perpustakaan menurut Cronin dalam Antanipal (2014), adalah corak manajemen yang khas atau filsafat dari penyajian yang akan dan harus menembus pelayanan dan semua kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan. Dengan demikian promosi bukan sekedar membagi selembaran atau memasang poster, namun promosi dapat secara efektif memiliki dampak yang berkesinambungan untuk menghasilkan kemajuan suatu perpustakaan.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa strategi promosi perpustakaan adalah suatu rencana  atau cara serta aktivitas yang dilakukan oleh suatu perpustakaan dalam rangka memperkenalkan, mengkomunikasikan dan menarik pemustaka untuk memanfaatkan jasa dan layanan perpustakaan. 

Minat baca
Menurut Wadaniah dalam Rauf (2016), minat baca merupakan keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seorang yang mempunyai minat baca yang besar ditunjukan oleh kesediaan untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membaca atas keinginannya sendiri. Sedangkan budaya baca adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seseorang yang mempunyai budaya baca adalah orang yang telah terbiasa dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagaian waktunya untuk membaca. Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah kebiasaan membaca dan koleksi bahan bacaan. (Ismiati, 2018).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Menurut Crow dalam Rumaniah (2018), ada tiga faktor yang mempengaruhi minat baca yaitu motivasi  intrinsik, motif sosial dan emosi. Motivasi intrinsik melibatkan keingintahuan yang membangkitkan minat mereka untuk membaca. Motif sosial melibatkan kegiatan yang didukung oleh lingkungan. Emosi melibatkan perasaan siswa ketika membaca. Crow juga menyebutkan lima indikator utama dari minat baca adalah perhatian, penggunaan waktu, motivasi, emosi, dan upaya membaca. Sesorang dengan  minat baca tinggi akan menghabiskan waktu mereka untuk membaca daripada melakukan kegiatan lainnya. 


Generasi Millennial
 Strategi Peningkatan Minat Baca Generasi Millennial
Istilah millennial pertama kali dicetuskan oleh William Strauss dan Neil dalam bukunya yang berjudul Millennials Rising: The Next Great Generation. Mereka menciptakan istilah ini tahun 1987, yaitu pada saat anak-anak yang lahir pada tahun 1982 masuk pra-sekolah. Saat itu media mulai menyebut sebagai kelompok yang terhubung ke milenium baru di saat lulus SMA di tahun 2000. Pendapat lain menurut Elwood Carlson dalam bukunya yang berjudul The Lucky Few: Between the Greatest Generation and the Baby Boom generasi millennial adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 1983 sampai dengan 2001. Jika didasarkan pada Generation Theory yang dicetuskan oleh Karl Mannheim pada tahun 1923, generasi milenial adalah generasi yang lahir pada rasio tahun 1980 sampai dengan 2000. Generasi milenial juga disebut sebagai generasi Y. Istilah ini mulai dikenal dan dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus 1993 (Kemen PP dan PA, 2018).
Menurut Lyons dalam Putra (2016), Generasi  Y  atau lebih dikenal dengan sebutan generasi millennial atau mileniumium adalah generasi yang lebih banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instant messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter, dengan kata lain generasi millennial adalah generasi yang tumbuh pada era internet booming.
Generasi millennial merupakan topik yang  saat ini banyak diperbincangkan di dunia, karena memang generasi millennial memiliki ciri dan karakter yang berbeda jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Dari sisi usia mereka masih muda dan akan memegang peran penting di berbagai aspek selama 10 hingga 20 tahun yang akan. Menurut data BPS, saat ini di Indonesia 50 % dari penduduk usia produktif berasal dari generasi millennial dan pada tahun 2020 hingga 2030 diperkiraan jumlahnya mencapai 70% dari penduduk usia produktif (Alvara Research Center, 2017).

Ada berbagai strategi yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Tengah dalam rangka meningkatkan minat baca di kalangan generasi millennial diantaranya sebagai berikut.
1.  Kegiatan Lomba Minat Baca (Storytelling)
Dalam rangka meningkatkan minat baca, perpustakaan melakukan kegiatan lomba minat baca. Kegiatan pembinaan minat baca ini biasanya rutin dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan minat baca di kalangan pelajar. Selain itu, kegiatan ini Juga bertujuan untuk mengangkat dan mempopulerkan buku-buku cerita budaya daerah yang mengandung nilai-nilai kepahlawanan serta membangun karakter bangsa.
2. Penyediaan Koleksi Perpustakaan di  Kedai Kopi

Ada sebagian perpustakaan melakukan kerja sama dengan beberapa cafe/warung kopi yang ada di kota. Cafe yang yang dilakukan kerja sama dalam rangka peningkatan minat baca generasi millennial adalah cafe yang berada di lokasi strategis dan banyak dikunjungi. Perpustakaan menempatkan beberapa koleksinya yang bertajuk pertanian, ekonomi dan keagamaan agar dapat dimanfaatkan oleh pengunjung cafe. Koleksi ini biasanya diperbaharui/ditukar selama sebulan sekali.
3.Kegiatan Perpustakaan Keliling
Kegiatan perpustakaan keliling (mobile library) dilakukan  dengan cara membawa koleksi seperti buku, majalah, koran, dan koleksi lainnya untuk melayani masyarakat dan sekolah-sekolah yang berada di pedesaan. Wilayah yang dikunjungi biasanya adalah wilayah yang masuk dalam kategori sebagai desa terpencil. Kegiatan perpustakaan keliling ini diselenggarakan di setiap hari kerja. Pihak perpustakaan menentukan jadwal kunjungan, yakni mengunjungi sekolah pada hari Senin sampai dengan Kamis serta pada hari Jumat dan Sabtu mengunjungi perpustakaan kecamatan dan perpustakaan kampung.
3.Pemilihan Raja dan Ratu baca
Kegiatan pemilihan Raja dan Ratu baca diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan masyarakat terhadap aktivitas membaca khususnya untuk generasi millennial
4.Sosialisasi Perpustakaan
Kegiatan sosialisasi perpustakaan dilakukan pada daerah-daerah yang memiliki akses yang jauh dari perpustakaan umum. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan koleksi perpustakaan dan mengkampanyekan pentingnya membaca kepada masyarakat yang berada di pedesaan. Pihak Dinas Perpustakaan memberikan motivasi-motiva kepada masyarakat agar memanfaatkan perpustakaan desa yang ada di sekitar mereka.
5.Promosi Perpustakaan melalui Website dan Media Sosial
Promosi perpustakaan yang dilakukan dalam rangka menarik minat baca generasi millennial juga dilakukan melalui website dan media sosial. 

DAFTAR PUSTAKA

Ismiati, Diah.2018.Peran Layanan Perpustakaan Keliling Kabupaten Tegal dalam Meningkatkan Budaya Gemar Membaca Masyarakat Kabupaten Tegal. E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan, Vol. 7 (6),  555.
Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia. 2018. Laporan Survei Penetrasi dan Profil Prilaku Pengguna Internet Indonesia. Di https://apjii.or.id (akses 20 Oktober 2019).
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 2018. Profil Generasi Milenial. Di https://www.kemenpppa.go.id (akses 20 Oktober 2019).
Wahdaniah, Nurul. 2016. Strategi Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Kunjung Siswa di SMA Negeri 13 Makassar. https://repositori.uin-alauddin.ac.id (akses 28 Oktober 2019).
Basuki, Sulistyo. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Rauf, Fajriyani Ratujana Muhra. 2016. Strategi Promosi Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Perpustakaan Daerah Kabupaten Barru. https://repositori.uin-alauddin.ac.id (akses 28 Oktober 2019).
Antanipal, Anwar. 2014. Promosi Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Kunjung di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Barru.  Di https://repositori.uin-alauddin.ac.id (akses 28 Oktober 2019).
Putra, Yanuar Surya. 2017. Theoritical Review : Teori Perbedaan Generasi. Di http://jurnal.stieama.ac.id (akses 20 Oktober 2019).
Alvara Research Center. 2017. The Urban Middle-Class Millennials Indonesia:Financial and Online Behavior. Di https://alvara-staregic.com (akses 20 Oktober 2019).
Sugiyono. 2008. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta



Komentar

  1. Kisah manusia dari masa ke masa
    Masa dahulu kala kemasa dahulu, terus masa itu kemasa setelah itu, terus masa yg kuat berkuasa ke masa pandai bersilat lidah, terus masa bicara ke masa menulis, terus masa mencetak ke masa membukukan, terus masa kutipan ke masa penghasilan sampai kan pendapat anda sebebas mata anda memandang

    BalasHapus

Posting Komentar